Senin, 19 November 2007

FULL COAL EXPLORATION AT LOA JANAN KUTAI KARTANEGARA INDONESIA


EKSPLORASI LENGKAP

PT. KOMUNITAS BANGUN BERSAMA

DESA BATUAH

KECAMATAN LOA JANAN

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR




TENGGARONG

2007


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Perjanjian

PT. Komunitas Bangun Bersama merupakan pemegang ijin Kuasa Pertambangan Eksplorasi (KW. KTN 2004 003 Er) dengan luas area 1903 Ha yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai dengan SK Nomor : NO.540/03/KP-Er/DPE-IV/II/2004 yang dikeluarkan pada Bulan mei 2007 yang meliputi wilayah Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur.

I.2 Maksud dan Tujuan

Eksplorasi potensi bahan galian batubara di wilayah PT. Komunitas Bangun Bersama dimaksudkan untuk memperoleh data – data Geologi secara detail yang meliputi data mengenai jenis, sifat, kualitas bahan galian batubara dan kondisi umum daerah yang meliputi social - ekonomi, iklim, sarana dan prasarana, flora dan fauna serta tataguna lahan.

Tujuan dilakukannya kegiatan Eksplorasi ini adalah untuk mengetahui keadaan batubara di wilayah tersebut secara detail, sehingga dapat diketahui gambaran mengenai penyebaran, jumlah seam, kualitas, cadangan serta keadaan umum daerah sekitarnya. Atas dasar data tersebut maka dapat dipergunakan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk rencana kegiatan eksploitasi.

I.3 Lokasi Daerah Penyelidikan

Lokasi penyelidikan secara administratif termasuk Desa Batuah Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara astronomis batas – batasnya dapat dilihat pada lampiran 6 yaitu copy izin KP Eksplorasi PT. Komunitas Bangun Bersama. Penyelidikan bahan galian batubara dilakukan di atas lahan seluas 1.903 Ha.

Untuk mencapai daerah tersebut dari Kota Tenggarong dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu tempuh 1,25 jam, rutenya dari Tenggarong kearah Timur menuju ke Loa janan kemudian berbelok kearah Selatan menuju jalan provinsi Samarinda – Balikpapan, Lokasi Penyelidikan berada di Kanan kiri Jalan ini mulai Km 15 sampai km 23, untuk mencapai lokasi – lokasi singkapan batubara dapat ditempuh dengan berjalan kaki menelusuri jalan setapak dan sungai.

I.4 Keadaan Lingkungan

Uraian tentang kondisi umum daerah penyelidikan meliputi kondisi sosial ekonomi, iklim dan curah hujan, flora dan fauna, serta tataguna lahan, adalah seperti berikut ini.

I.4.1 Kondisi Sosial Ekonomi

Pemukiman penduduk terletak di bagian Selatan lokasi penyelidikan yaitu di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan. Mata pencaharian umumnya sebagai petani lada, peladang, pedagang, pekerja sawmill dan sebagian kecil pegawai negeri. Sarana pendidikan terdiri dari 2 buah SD. Masyarakat sekitar lokasi 96% beragama Islam, 4% beragama Kristen dengan sarana peribadatan masjid 1 buah dan mushola 3 buah.

I.4.2 Iklim dan Curah Hujan

Seperti halnya wilayah lain di sekitar Kecamatan Loa Janan mempunyai iklim tropis. Curah hujan antara 66,9 – 212,7 mm per bulan, atau 13 - 18 hari hujan per bulan. Musim penghujan dimulai bulan April - Agustus. Suhu udara rata-rata antara 25° - 27° C, perbedaan temperatur maksimum dan minimum 140 C, kelembaban nisbi rata-rata 87%.

Tabel 1.1. Jumlah Curah Hujan Bulanan (mm) Tahun 1994-2006

Tahun

Curah Hujan (mm)


Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des


1994

152.1

159.0

237.3

122.5

319.7

113.3

18.2

47.9

28.2

80.0

281.9

193.1


BB

BB

BB

BB

BB

BB

BK

BK

BK

BL

BB

BB


1995

42.4

42,8

22,6

127,9

213.6

202.8

153.0

91.7

220,6

165.3

149.1

133.8


BK

BK

BK

BB

BK

BB

BB

BL

BB

BB

BB

BB


1996

88.9

187.5

165.7

124.5

228.4

232.4

89.2

105.8

92.0

122.4

126.5

147.5


BL

BB

BB

BB

BB

BB

BL

BB

BL

BB

BB

BB


1997

319.9

237.4

279.8

237.4

226.3

319.7

75.6

45.0

42.0

139.2

100.0

312.7


BB

BB

BB.

BB

BB

BB

BL

BK

BK

BB

BL

BB


1998

195.3

92.9

139.6

295.5

177.7

331.8

164.8

161.0

220.0

148.1

234.0

217.3


BB

BL

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB


1999

240.0

275.5

126.1

152.1

252.7

227.9

91.6

258.7

159.0

251.1

243.8

290.7


BB

BB

BB

BB

BB

BB

BL

BB

BB

BB

BB

BB


2000

319.8

412.8

179.4

147.2

105.5

75.7

46.6

8.0

4,0

56.5

135.5

187.6


BB

BB

BB

BB

BB

BL

BK

BK

BK

BK

BB

BB


2001

15,3

2.5

0.0

10.5

76.2

363.1

191.8

182.2

122.3

241.2

213.8

338.0


BK

BK

BK

BK

BL

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB


2002

222.1

392.2

218.5

180.7

170.5

121.3

129.8

203.7

226.3

317.6

255.1

264.2


BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB


2003

188.8

308.3

265.9

138.5

249.4

279,6

118.2

101.0

209.1

175.3

381.4

168.7


BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB


2004

136.4

307.3

235.7

157.6

187.1

109.7

98.4

26.4

167.7

134.1

220.8

112.1


BB

BB

BB

BB

BB

BB

BL

BK

BB

BB

BB

BB


2005

156.9

128.2

284.4

190.0

130.0

180.6

76.4

32.7

73.5

140.1

101.7

181.8


BB

BB

BB

BB

BB

BB

BL

BK

BL

BB

BB

BB


2006

253.3

157.9

417.3

135.7

244.9

79.8

44.5

95.6

273.8

220.9

203.7

217.9


BB

BB

BB

BB

BB

BL

BK

BL

BB

BB

BB

BB


Jumlah

2351.2

2704.3

2572.3

2116.0

2582.1

2637.7

1298.1

1359.7

1838.5

2191.8

2647.3

2765.4



Rate2

180.9

208.0

197.9

162.8

198.6

202.9

99.9

104.6

141.4

168.6

203.6

212.7



Max

319.0

412.8

417.3

295.5

319.7

363.1

191.8

258.7

273.8

317.6

31.4

338.0


Sumber : Stasiun Meterologi Bandara Temindung Samarinda (2006)

Keterangan : BB : Bulan Basah (Curah Hujan > 100 mm)

BL : Bulan Lembab (Curah Hujan > 60 s/d 100 mm)

BK : Bulan Kering (Curah Hujan <>

I.4.3 Topografi

Topografi daerah penyelidikan merupakan perbukitan bergelombang menengah sampai kuat, perbedaan tinggi antara lembah dan puncak bukit mencapai 50 m dengan kemiringan relatif lereng 0° - 12°. Dilihat dari perkembangan aliran sungai sekitar lokasi, dimana jarak antar alur atau sungai telah maksimum, maka daerah tersebut tergolong berstadia dewasa. Tingkat pelapukan batuan di daerah penelitian cukup intensif, ditujukkan oleh ketebalan soil yang relatif tebal 1 – 5 m.

I.4.4 Flora dan Fauna

Jenis-jenis tumbuhan yang ada sebagian besar merupakan hutan sekunder yang masih muda seperti sungkai, gamelina, rumput rumputan dan sengon. Fauna yang ada dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu, Fauna liar seperti babi hutan, ular, kijang, biawak, kadal, ayam hutan dan Fauna piaraan seperti sapi, kerbau, kambing, anjing, kucing, ayam, dll.

I.4.5 Tata Guna Lahan

Menurut Peta RTRW Provinsi Kaltim daerah penelitian masuk dalam kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK).

I.5 Waktu

Pelaksanaan kegiatan peninjauan potensi batubara dari persiapan sampai pembuatan laporan berlangsung seperti pada tabel dibawah ini :

TIME SKEDUL EKSPLORASI

PT. KOMUNITAS BANGUN BERSAMA

Rincian Kerja

15

5

30

5

1

6

15

6

30

6

1

7

15

7

30

7

1

8

15

8

30

8

1

9

15

9

30

9

1

10

15

10

30

10

1. Studi Pustaka

2. Penyelidikan lapangan

3. Pemboran

4. Pemetaan Topografi

5. Analisa laboratorium

6. Analisa data terpadu

7. Pembuatan laporan

I.6 Metoda

Metode penyelidikan dilakukan melalui pemetaan permukaan (surface mapping) Batubara yaitu dengan mengamati ciri-ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan lapisan, ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden (OB), juga dilakukan penelitian roof, floor, parting dan key bed untuk mengetahui pelamparan batubara. Survei dilakukan dengan menyusuri aliran-aliran sungai dan jalan untuk mencari singkapan-singkapan batubara (outcrop).

Data Geologi ini akan membantu dalam penentuan seam dan korelasi singkapan batubara serta berguna dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi batubara di daerah ini selanjutnya.

Pemboran dilakukan untuk membuktikan kemenerusan seam kearah downdip maupun ke arah strikenya, penempatan titik bor dilakukan dengan selektif di daerah daerah yang blank data singkapan sehingga kemenerusan seam dapat terdeteksi.

Pemetaan topografi dilakukan pada daerah daerah peospek dengan kerapatan tinggi dan pada daerah Kuasa Pertambangan yang lainnya dengan kerapatan yang rendah untuk menghemat biaya dan waktu sehingga seluruh luasan KP bisa tercover seluruhnya, dimana peta topografi hasil pemetaan topo ini digunakan sebagai dasar perencaan tambang.

Perencanaan tambang dilakukan dengan melakukan perhitungan cadangan batubara dan overburden pada areal prospek dengan spasi 50 m dan dijadikan dasar untuk penyusunan desain penambangan

BAB II

GEOLOGI

II.1 Geologi Umum

Geologi regional di sekitar daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Kutai yang secara tektonik terpisah dari Cekungan Tarakan oleh Punggungan Mangkalihaat di bagian Utara, di bagian Barat dibatasi Tinggian Kuching berumur Pra-Tersier; yang merupakan inti benua Pulau Kalimantan. Cekungan ini di bagian Selatan terpisah dari Cekungan Barito oleh Punggungan Patermoster. Di bagian Timur cekungan terbuka sampai Selat Makasar. Cekungan Kutai ditafsirkan terjadi karena adanya gerak pemisahan Kalimantan dan Sulawesi pada akhir Kapur - Paleogen Awal (Samuel dan Muchsin, 1975).

Sedimen-sedimen Tersier yang terendapkan di Cekungan Kutai bagian Timur sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda-beda, namun demikian keseluruhan lapisan sedimen memperlihatkan siklus transgresi–regresi seperti halnya banyak cekungan lain di Indonesia bagian Barat (Schlumberger, 1986).

Urutan regresif Cekungan Kutai dari lapisan-lapisan klastik deltaik hingga paralik mengandung banyak lapisan batubara dan lignit, sehingga merupakan kompleks delta yang terdiri dari siklus endapan delta. Tiap siklus dimulai dengan endapan paparan delta (delta plain) yang terdiri dari endapan rawa (swamp), endapan alur sungai (channel), gosong sungai (point bar), tanggul-tanggul sungai (natural levee) dan creavase splay. Ditempat yang lebih dalam diendapkan sedimen delta front dan prodelta.

Selanjutnya terjadi transgresi, paparan delta kembali di atas endapan delta front dan prodelta. Siklus-siklus endapan delta ini terlihat jelas di Cekungan Kutai dari Eosen - Tersier Muda, progadasi dari arah Barat - Timur, yang ditandai oleh pengendapan Formasi Pulau Balang, Formasi Bebulu, Formasi Balikpapan, Formasi Kampung Baru dan endapan delta Mahakam yang berumur Kuarter

II.1.1. Urutan Stratigrafi

Stratigrafi regional yang menyusun litologi didaerah penyelidikan adalah :

Formasi Kampung Baru

Formasi paling muda di Cekungan Kutai adalah Formasi Kampung Baru yang dicirikan oleh batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih, batulanau dan lignit. Singkapan sangat jarang karena tertutup oleh soil. Singkapan yang teramati di dekat persimpangan jalan Balikpapan – Samarinda dan jalan menuju Samoi terdiri atas perselingan batulempung abu-abu dengan batulanau merah kecoklatan.

Menurut Allen GP Coadou (1984) bagian bawah Formasi Kampung Baru terdapat batugamping yang juga merupakan siklus pengendapan Formasi Balikpapan. Kemudian disusul endapan dataran delta, yang terdiri atas batupasir hasil endapan channel dengan batulempung dan batubara.

Satuan paling muda adalah endapan rawa, tersusun oleh material lepas berupa batulempung, lumpur, pasir dan material organik yang diendapkan terbatas pada dataran rawa yang mempunyai sistem pengaliran buruk akibat bentuk morfologi yang rendah dan agak cekung. Material lepas tersebut diendapkan secara tidak selaras di atas satuan batupasir kuarsa. Sampai saat masih berlangsungnya proses pengendapan, maka satuan ini berumur Resen.

Formasi ini terdiri atas litologi batupasir kuarsa lepas dengan sisipan batulempung, batulanau, serpih dan batubara muda (lignite). Umur formasi ini adalah Miosen Akhir – Pliosen Akhir. Lingkungan pengendapan Delta.

II.1.2 Cekungan Kutai

Cekungan Kutai merupakan cekungan yang sangat dalam, ke arah Selatan dibatasi Cekungan Barito oleh sesar berarah Baratlaut – Tenggara yang disebut sesar Adang. Ke arah utara di batasi oleh Pegunungan Mangkalihaat. Menurut Rose R dan Hartono P (1978), Cekungan Kutai terjadi karena pemekaran berarah Baratdaya – Timurlaut. Terbukanya Selat Makasar pada kala Eosen menyebabkan
Cekungan Kutai ideal sebagai pengendapan sedimen. Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Cekungan Kutai bagian Barat, merupakan daerah rendah, sebagian besar tertutup rawa, danau dan aluvial, menandakan daerah ini masih bergerak turun.

2. Antiklinorium Samarinda merupakan antiklin sempit, memanjang berarah Timurlaut Utara – Baratdaya Selatan. Terjadi kemungkinan karena adanya shale diapire dan juga karena pergerakan-pergerakan sesar mendatar di basement.

3. Cekungan Kutai bagian Timur.

Beberapa sesar dapat diinterpretasikan dari citra satelit, antara lain sesar mendatar dekstral di Utara – Baratdaya. Sesar naik terlihat di Bukit Mangkujenang di sebelah Tenggara Samarinda. Sesar ini berarah Timurlaut – Baratdaya, sejajar perlapisan. Bidang sesar miring ke arah Timur, Formasi Pulau balang terangkat ke atas sehingga terletak di atas Formasi Balikpapan yang lebih muda.

Sedimen terlipat lemah – sedang dengan kemiringan sekitar 10° - 30°. Perlipatan memanjang dalam arah Baratdaya – Timurlaut. Terdapat sinklin besar dengan dua sisi landai dan antiklin kecil dengan sisi landai – sedang. Dua sinklin besar adalah sinklin Bahulak di Timur Kota Bangun dan sinklin Jonggon di Barat Tenggarong, dengan kemiringan sayap 10° - 20°.

Beberapa antiklin yang dipotong oleh Sungai Mahakam dari Barat ke Timur adalah sebagai berikut :

1. Antiklin Tenggarong, merupakan antiklin tegak mempunyai kemiringan di kedua sisinya 80°.

2. Antiklin Margasari, merupakan antiklin asimetri, sisi barat kemiringan 17° dan sisi Timur 44°.

3. Antiklin Muara Kaman, merupakan antiklin menunjam di Selatan Mahakam kemiringan sisi Timur 70°.

II.1.3 Pola Struktur Cekungan Kutai

Pola struktur Cekungan Kutai, berupa antiklinorium yang seluruhnya cekungan berarah Utara Timurlaut - Selatan Baratdaya dan secara keseluruhan berubah relatif Timur – Barat pada tepi bagian Utara Cekungan Kutai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan pola struktur di atas dihubungkan dengan pengangkatan Tinggian Kuching di bagian Barat. Gupta (1988) menyebutkan bahwa pola tersebut dikendalikan oleh tektonik kompresi regional yang berarah Timur – Barat.

II.2 Geologi Daerah Penyelidikan

Susunan stratigrafi daerah penyelidikan didasarkan pada ciri –ciri litologi batuan yang tersingkap kemudian dikompilasikan dengan peta geologi lembar Samarinda. Batuan yang tersingkap pada daerah peninjauan adalah batupasir, batulempung dengan sisipan batubara dan dapat dikelompokkan ke dalam formasi Kampung Baru. Batupasir ini mempunyai kedudukan N 9 - 1350 E/ 10 - 150, Batupasir mempunyai penyebaran di bagian Barat dan Timur daerah penyelidikan sedangkan batulempung mempunyai penyebaran di bagian Utara dan Selatan daerah penyelidikan. Struktur geologi yang berkembang adalah Sinklin, dimana darah penyelidikan berada di sayap timur sinklin tersebut.

II.3 Penyelidikan terdahulu

Penyelidikan geologi sebelumnya di daerah Loa Janan antara lain oleh Supriyatna dari P3G Bandung dalam rangka pembuatan peta geologi lembar Samarinda pada tahun 1990.

Samuel dan Muchsin (1975), membahas tentang urutan stratigrafi sedimen tersier dengan fasies pengendapannya di Cekungan Kutai. Rose R dan Hartono (1978) menguraikan tentang evolusi tektonik Cekungan Kutai. Bukit Baiduri Enterprise (1978) meneliti tentang kandungan batubara meliputi penyebaran, kualitas maupun jumlah cadangannya. Allen GP Coadou (1984) menjelaskan tentang siklus pengendapan Cekungan Kutai.

Schlumberger (1986) menguraikan tentang siklus transgresi dan regresi endapan delta, endapan rawa, endapan sungai di Cekungan Kutai. Gupta (1988) menggambarkan pola struktur dan analisa tektonik Cekungan Kutai. Supriatna dkk (1995) menjelaskan hubungan antar formasi, siklus pengendapan dan cekungan pengendapan dari Cekungan Kutai.


BAB III

KEGIATAN PENYELIDIKAN

III.1 Penyelidikan Lapangan

III.1.1 Waktu

Kegiatan Eksplorasi PT Komunitas Bangun Bersama dilaksanakan mulai awal bulan Mei 2007 sampai akhir bulan Oktober 2007 dengan dan masih akan dilanjutkan untuk penambahan data dan pengembangan daerah prospek

III.1.2 Pemetaan

Kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh PT. Komunitas bangun Bersama menggunakan peta yang dikeluarkan oleh BAKOSURTANAL dengan skala 1:25000, Lembar Samarinda Seberang sebagai peta dasar, dalam melakukan kegiatan pemetaan dilokasi konsesi. meliputi beberapa kegiatan diantaranya :

· Kegiatan Survey meliputi pemasangan patok BM (Bench Mark), pemetaan topografi untuk skala 1 : 10.000 dan skala 1 : 1000, pengikatan singkapan batubara dan titik bor serta pengukuran rencana jalan tambang.

· Pemetaan Geologi semi detil dan detil yang meliputi Pencarian singkapan batubara, pembuatan lintasan melalui beberapa singkapan batubara yang telah diketahui agar diperoleh gambaran umum urutan secara vertical.

· Evaluasi data dan pembuatan laporan.

Kegiatan Pemetaan masih akan terus dilanjutkan terutama untuk penambahan data, pengembangan daerah prospek serta untuk menunjang rencana Penambangan selanjutnya.

III.2. Pemboran

Kegiatan pemboran dikerjakan oleh kontraktor CV. Sardjan Drill, dibawah pengawasan & perencanaan dari tenaga ahli perusahaan .

Pelaksanaan kegiatan menggunakan mesin bor kecil ( Power Rig ), dengan kedalaman + 50 m dengan menggunakan 4 unit oleh kontraktor

Sistim pemboran adalah dengan sistim touch core (open hole & coring), metoda pemboran adalah semi grid.

III.3. Penyelidikan Laboratorium

Pengambilan conto batubara dari singkapan maupun dari hasil pemboran dilakukan oleh tenaga ahli dari PT. Komunitas Bangun Bersama. Contoh untuk analisa di Laboratorium umumnya diambil dengan sistim ply by ply, sedangkan beberapa contoh diambil secara gabungan (composite) sebagai bahan perbandingan, parting dengan ketebalan dibawah 10 cm ikut dianalisa.

Analisa dilakukan di laboratorium PT. Surveyor - CCI dan PT. Geoservices, dengan parameter antara lain : Proximate Analysis, TM, CV, TS, HGI,

BAB IV

HASIL PENYELIDIKAN

IV.1. Geologi

Hasil penyelidikan yang dilakukan didaerah penyelidikan ditemukan 30 singkapan batubara. Secara umum arah strike menunjukkan pola Timur laut – Baratdaya dengan kemiringan berkisar antara 80 - 150 dan tebal batubara 1 - 4 meter.

Dari data hasil penyelidikan singkapan batubara dan dikorelasikan dengan hasil interpreasi kedudukan singkapan batubara serta posisi singkapan di lapangan maka didaerah penyelidikan dapat dilakukan penarikan seam batubara menjadi 6 seam yaitu Seam A, B, C, D, E, F dan G. Lokasi penyebaran singkapan dan penarikan seam batubara dapat dilihat pada lampiran peta. Data singkapan pendukung untuk penarikan seam batubara dapat dilihat pada lampiran 1 lengkap dengan keterangan lokasi, titik pengukuran GPS, kedudukan batubara dan tebal batubara.

Dari hasil Eksplorasi batubara diperoleh 6 seam batubara dengan penjelasan sbb

Seam A melampar sepanjang 6500 m berada di sebelah Pojok Selatan KP dengan tebal batubara 1,2 m.

Seam B melampar 3000 m berada di sebelah Selatan KP dengan tebal batubara 3 m, pada seam B ini seam batubara yang melintasi jalan raya Balikpapan – Samarinda sengaja tidak dihitung dan tidak ditampilkan dipeta dengan tujuan memudahkan dalam perhitungan cadangan terukur dimana deposit dibawah jalan tidak dihitung karena tidak mungkin ditambang.

Seam C melampar 4200 m di sebelah tengah KP sampai ke Timur dengan tebal batubara 1.2 m pada seam C ini terpotong jalan raya Samarinda – Balikpapan sama halnya dengan seam B.

Seam D melampar 1150 m di sebelah tengah KP dengan tebal batubara 1,2 m, Seam D juga tidak ditarik menerus kearah Barat karena adanya kebun kelapa sawit, jalan dan jaringan sutet di sebelah barat

Seam E melampar 1850 m di sebelah Utara KP dengan tebal batubara 1.3 m. Seam E tidak ditarik menerus ke Barat sebelah Barat jalan raya Balikpapan – Samarinda dikarenakan radius 500 m sebelah Barat Jalan merupakan kawasan pemukiman.

Seam F melampar 1350 m di sebelah Utara KP dengan tebal batubara 4 m. Seam G melampar 1400 m di utara KP dengan tebal batubara 2 m dihitung sepanjang radius skala cadangan terukur dikurangi potongan jalan dan adanya kontral rawa disebalah Timur KP.

Batupasir halus formasi Kampung Baru sangat dominan sebagai batuan penutup batubara diwilayah KP dengan tingkat kekerasan lemah sampai sedang dengan cirri warna keputihan sortasi baik, kemas terbuka dengan komposisi kuarsa dan plagioklas.

Dip atau kemiringan batubara yang Flat atau datar antara 3 – 20 derajat didukung dengan topografi yang relative bergelombang perbukitan menengah sampai datar sangat menguntungkan sekali dalam penambangan nantinya karena volume batubara yang terambil akan dapat maksimal.

IV.1.1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Stratigrafi atau susunan batuan dalam arah vertikal, dapat diketahui dari suatu penarikan kolerasi dari singkapan batuan, juga penampang terukur sepanjang lintasan kompas yang terpilih, juga dari hasil pemboran.

Di Daerah penyelidikan masuk dalam formasi kampung baru. Formasi Kampung Baru ( Tmkb ) dengan perselingan batupasir kuarsa dan batulempung yang disisipi oleh batubara dari tebal 1.2 m sampai dengan 4 m.

IV.1.2. Struktur Daerah Penyelidikan

Struktur geologi yang berkembang adalah Sinklin, dimana dearah penyelidikan berada di sayap timur sinklin tersebut. kedudukan lapisan N 90 -1350 E /100 - 150, dengan dip kearah tenggara.

IV.2. Keadaan Endapan Batubara di Daerah Penyelidikan

Selama melakukan kegiatan eksplorasi, di daerah penyelidikan banyak dijumpai singkapan batubara. Adapun jumlah singkapan batubara yang kami temukan sebanyak 30 singkapan dengan ketebalan berkisar 1.2 m – 4. m. Table singkapan batubara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Adapun kenampakan fisik pada batubara, di daerah penyelidikan mempunyai sifat dan karateristik hampir sama serta dapat dibedakan dari posisi stratigrafi, ketebalan, jenis dan letaknya. Ini semua dikarenakan singkapan yang ditemukan di daerah penyelidikan hanya terdapat pada Formasi Kampung Baru, jadi kondisi ini yang membuat batubara di daerah penelitian relatif hampir sama berwarna hitam, kusam dan sub concoidal.

IV.2.1. Penyebaran Lapisan Batubara di Daerah Penyelidikan

Di Daerah penyelidikan, lapisan batubara tersebut tersingkap pada alur, sungai dan tebing. Pola dan arah penyebaran berarah timur laut – barat daya.

Dari hasil interprestasi korelasi data bor dan evaluasi data singkapan batubara yang kami jumpai dan kami rekonstruksi kedalam peta, daerah penyelidikan, diketahui sebaran lapisan batubara membentuk pola arah jurus dengan arah relatif timur laut – barat daya, dapat dilihat pada peta geologi.

IV.3. Cadangan Batubara di Daerah Penyelidikan

IV.3.1. Kuantitas Batubara di Daerah Penyelidikan

Dari seluruh data yang diperoleh di lapangan kemudian di plotkan pada peta skala 1 : 1000 secara keseluruhan dan membuat pola sebaran batubara menggunakan hukum “ V rules ” dan kontur struktur. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan cadangan dengan metode cross section profilling

pada Software Autocad, yang pertama untuk mengetahui luas setiap seam batubara dan interburden yang kemudian dihitung nilai tonase batubara dan volume overburden yang terukur untuk setiap section dan kumulatifnya sehingga diperoleh stripping ratio dari setiap section yang berspasi rata-rata 50 m dan striping ratio untuk rata – rata.

Cadangan batubara pada areal PT. Komunitas Bangun Bersama, dihitung berdasarkan metode Cross Section Profilling, yaitu :

L1,2,.. = P x T

VB = (L1 + L2) x S x Bj

2

Keterangan :

VB : Tonase batubara ( ton )

L1 : Luas section ke- 1 ( m2 )

L2 : Luas section ke- 2 ( m2 )

T : Tebal batubara rata – rata ( m )

Bj : Berat jenis batubara ( 1,3 )

P : Panjang Batubara dari penampang (m)

S : Jarak antar section yang dihitung (m)

sedangkan volume OB dihitung dengan rumus :

OB = ( L1 + L2 )/2 x J

Keterangan :

OB : Overburden ( Bcm )

L1 : Luas section pertama ( m2 )

L2 : Luas section kedua ( m2 )

L : Jarak antar section/Penmpang


L1

L2










L

Gambar IV.1. Penampang perhitungan cadangan dan tanah penutup

Cara perhitungan dengan mengetahui luas dari setiap section, yang kemudian tiap luas penampang dihitung dengan rumus yang ada diatas dan hasil perhitungan sesuai rumus menghasilkan Overburden dalam satuan Bcm, sedang batubara dalam satuan tonase, dari penampang diatas maka bila di ilustrasikan posisi Overburden yang dihitung dan yang di section, dalam perhitungan luas, kami sesuaikan dengan program software yang saat ini di gunakan oleh perusahaan tambang, demi keakuratan data.

IV.3.2. Hasil Analisa Kualitas

Dari 30 Singkapan batubara yang ditemukan, diambil 14 contoh (sample) batubara selama peninjauan ini dan dianalisa kualitasnya di Laboratorium PT. Geoservice dan surveyor - CCI. Contoh yang diambil sudah bisa mewakili semua seam batubara yang ada dan akan di detailkan lagi pada tahap eksplorasi dan contoh ini diambil dalam keadaan segar (fresh sample) untuk mencegah oksidasi dan pengotoran karena lapuk dan memiliki ketebalan > 1 meter pada semua Seam dengan rincian masing - masing seam sebanyak 2 sampel . Untuk pengambilan contoh ini dilakukan pada lokasi singkapan batubara.

No

Sample/

Tebal

Seam

Panjang

Penyebaran

(m)

IM

(%)

TM

(%)

AC

(%)

VM

(%)

FC

(%)

TS

(%)

CV

(cal/gr)

HGI

1.

B-01/ > 3 m

B

4000

15.3

44.3

2.17

41.19

41.61

0.27

5375

37

2.

B-02/ >1,2 m

A

5200

16.05

41.2

3.31

40.77

39.87

1.89

5248

42

3.

B-03/ > 4 m

F

4000

14.74

-

7.98

39

38.32

0.28

5025

-

4.

B-04/ >2 m

G

4000

11.02

-

2.92

37.7

48.36

0.24

5056

37

5.

KB-03/> 1,2 m

A

6500

15.5

41.4

3.6

43.7

37.2

0.23

5094

6.

KB-05/ >1,2 m

A

6500

15.2

48.1

2.0

43.9

38.9

1.44

5170

7.

KB-08>1,3 m

C

4200

15.9

48.6

1.6

43.2

39.3

1.51

5256

8.

KB-11/> 1,3 m

C

4200

17.5

46.7

4.2

42.3

36.0

0.31

4997

9.

KB-12/ > 1,2 m

E

1850

14.8

41.8

4.8

42.0

38.4

0.28

5164

10.

KB-15/>1,2 m

E

1850

15.4

36.8

1.5

41.9

41.2

0.17

5402

11.

KB-16 />1,3 m

D

1150

14.8

43

3.6

43.2

38.4

0.26

5241

12.

KB-17/>1.3 m

D

1150

17.4

41

11.3

37.5

33.8

0.26

4478

49

13.

KB-19/>1,3 m

B

3000

13.9

45.2

1.4

46.0

38.7

0.20

5422

37

14.

KB-30/>2 m

G

1400

18.2

46.9

1.6

42.7

37.5

0.94

5144

48

Hasil analisa kualitas batubara menunjukkan bahwa range kalori dalam kuasa pertambangan ini berkisar 4478 – 6458 cal/gr dengan kandungan sulphur yang rendah yaitu 0.20 - 1.89 serta kandungan air yang tinggi yaitu 136,8 – 48.6 % dan abu yang kecil yaitu 1.4 – 11.3 %.

Adanya anomaly pada total sulphur di B-02 sudah dikoreksi dengan lab dilokasi yang sama dengan hasil sulphur di 0.28.

Pada seam A range kalori yang diperoleh dari hasil lab adalah antara 6094 - 5248 cal/gr dengan kandungan sulphur yang kecil dengan range 0,23 – 1,89 dan ash yang kecil 2.0 – 3.6 %.

Pada seam B range kalori yang diperoleh dari hasil lab adalah antara 5375 - 5422 cal/gr dengan kandungan sulphur yang kecil dengan range 0,20 – 0,27 dan ash yang kecil 1.4 – 2.17 %.

Pada seam C range kalori yang diperoleh dari hasil lab adalah antara 4997 - 5256 cal/gr dengan kandungan sulphur yang kecil dengan range 0,31 – 1,51 dan ash yang kecil 1.6 – 4.2 %.

Pada seam D range kalori yang diperoleh dari hasil lab adalah antara 4478 - 5241 cal/gr dengan kandungan sulphur yang kecil dengan range 0,26 – 0,26 dan ash yang kecil 3.6 – 11.3 %.

Pada seam E range kalori yang diperoleh dari hasil lab adalah antara 6164 - 5402 cal/gr dengan kandungan sulphur yang kecil dengan range 0,17 – 0,28 % dan ash yang kecil 1.5 – 4.8 %.

Pada seam F range kalori yang diperoleh dari hasil lab adalah antara 5025 cal/gr dengan kandungan sulphur yang kecil dengan range 0,28 % dan ash yang kecil 7.98 %.

Pada seam G range kalori yang diperoleh dari hasil lab adalah antara 5144 - 5056 cal/gr dengan kandungan sulphur yang kecil dengan range 0,24 – 0,94 % dan ash yang kecil 1.6 – 2.92 %.

Kesimpulannya dari segi kualitas batubara pada KP ini cukup layak untuk ditambang.

IV.4. Cadangan

Berdasarkan perhitungan cadangan batubara dengan metode cross section profiling, diperoleh jumlah cadangan batubara terukur sebesar 8.794.500 ton dengan Stripping Ratio 4.25. (Tabel Perhitungan Cadangan Batubara Terlampir).

IV.5 Lingkungan, Sosial dan K-3

Lingkungan

Dalam Pelaksanaan Penyelidikan ini dari Perusahaan sangat memperhatikan akan keadaan lingkungan baik yang bersifat sosial maupun Ekologi ditempat penyelidikan sebagai antisipasi berdampaknya terhadap lingkungan, namun dalam penyelidikan ini belum banyak gangguan yang ditimbulkan , karena dari kendaraan yang beroperasi jumlahnya belum banyak, hanya dua mobil Pick-up dan satu mobil semi Pickup, demikian juga terhadap kegiatan survey maupun pengeboran, seperti penebangan pohon dari Perusahaan sangat selektif dan sangat meminimalkan penebangan yang diperlukan.

Perusahaan juga sudah mengantisipasi akan pencemaran yang mungkin ditimbulkan, seperti pembuangan Ban Bekas, penggantian Olie dan debu yang diakibatkan dari seluruh kegiatan.

Sosial

Keadaan Sosial dari daerah Penelitian yang cenderung Heterogen dari beberapa Suku, maka untuk mengurangi kecemburuan dalam ketenagakerjaan, diambil tenaga lokal secara acak dan proporsional untuk menerapkan keadilan dan pemerataan bagi setiap warga yang memerlukan pekerjaan disetiap desa yang berdekatan dengan daerah penyelidikan.

Kesehatan dan Keamanan Kerja – (K3)

Dalam pelaksanaan Penyelidikan ini, seluruh Pekerja baik yang berstatus Staff dan non Staff seperti tenaga lokal, dari Perusahaan diusahakan untuk memenuhi standard Keamanan dan keselamatan tenaga kerja yang diperlukan, seperti Kewajiban memakai Safety berupa Topi dan Sepatu yang memenuhi syarat, dan ini sudah berjalan sejak dimulainya pekerjaan penyelidikan di Daerah Batuah, Kecamatan Loa Janan.

BAB V

PELAKSANA DAN PERALATAN

Seluruh kegiatan Eksplorasi di wilayah KW.KTN 2004 003 Er atas nama PT. KOMUNITAS BANGUN BERSAMA yang telah dilaksanakan sendiri oleh tim Eksplorasi yang disusun seperti dalam Bagan Organisasi Struktur Organisasi Kegiatan eksplorasi.

Kualifikasi dan keahlian serta jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan Eksplorasi pada PT. KOMUNITAS BANGUN BERSAMA termuat dalam tabel.

Kontraktor yang bekerja dalam kegiatan ini, hanya terlibat pada kegiatan pengeboran yang dilaksanakan oleh CV. Sardjan Drill dari Balikpapan dengan 4 tim, yang masing-masing dikepalai satu juru bor dan satu asisten dan di koordinasi oleh satu orang yang berlaku sebagai pengawas. Seluruh pekerjaan teknis ditangani oleh Geologist PT. Komunitas Bangun Bersama, baik dalam penentuan titik bor maupun target kedalaman yang diperlukan.

Selain Kontraktor Pemboran , Perusahaan juga menggunakan jasa dari Konsultan untuk keperluan Analisa Batubara, yaitu PT. Surveyor – CCI dan PT. Geoservice Samarinda. Kedua Perusahaan tersebut cukup mempunyai Reputasi dalam pekerjaan Pelayanan untuk analisa Batubara, sehingga dari PT. Komunitas Bangun Bersama yang memiilih dan menyeleksi sample batubara, kemudian membungkus dan mengirimkan ke Laboratorium untuk dianalisa.


STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN EKSPLORASI



Tenaga Kerja Kegiatan Eksplorasi

NO

Tenaga Kerja

Jumlah/Orang

Keterangan/Keahlian

1

Manager Proyek

1

Management Proyek

2

Koordinator Lapangan

1

Koordinasi

3

Sekretaris

1

Tulis menulis / Koresponden

4

Humas

1

Ilmu Sosial

5

Ka. Bag. Keuangan

1

Masalah Keuangan

6

Ka. Bag. Eksplorasi

1

Geologist

7

Ka. Bag. Administrasi

1

Administrasi

8

Ka. Si. Pemetaan

1

Surveyor

9

Ka. Si. Geologi

1

Geologist

10

Ka. Si. Pangadaan

1

Logistik

11

Staff Topografi

3

Geologist

12

Staff Infrastuktur

1

Surveyor

13

Staff Pemboran

4

Geologist

14

Staff Pemercontohan

1

Geologist

15

Staff Pemetaan - Geologi

2

Geologist

16

Driver

3

17

Keamanan

2

18

Buruh

45

19

Kontr. Pemboran

30

Jumlah

101 Orang

Peralatan

Perlatan yang digunakan dalam kegiatan Eksplorasi dapat disederhanakan dan dibagi dalam kegunaan dan jenis Kegiatan

Kegiatan Geologi :

Kompas Geologi = 5 buah

Palu Geologi = 5 buah

GPS Garmin CX 12 = 5 buah

Suunto Bearing dan Azimuth = 8 buah

Loupe/ Kaca pembesar = 5 buah

Rollmeter = 5 buah

Kegiatan Pemboran :

Portable Power Rig = 4 set lengkap

Mesin Bor Stihl 60 = 3 buah

Mesin Bor Yamaha MT 110 = 1 set lengkap

Selang, Core Barrel dan peralatan = 4 set

Kegiatan Survey :

Theodolith DT 5 Sokkia = 4 buah

Total Station SET 4B Sokkia = 2 buah

Level Sokkia = 1 buah

Rambu dan acessoris = secukupnya

Sarana Penunjang :

Mobil Daihatsu Hiline Pick Up = 2 unit

Mobil Daihatsu Rocky = 1 unit

Genset Dun Feng 8 KVA = 1 unit

Computer = 4 unit

Speed Boat Yamaha 200V = 1 unit

BAB VII

BIAYA DAN PERMASALAHAN

VII.1. Biaya

Pembiayaan kegiatan pada tahap Eksplorasi ini sampai akhir Oktober adalah

§ Biaya Perlengkapan = 350,180 juta Rupiah

§ Biaya upah karyawan = 450,000 juta Rupiah

§ Biaya Operasional = 250,000 juta Rupiah

§ Biaya Contractor dan Jasa lain = 711,750 juta Rupiah

§ Donation/ sumbangan = 20,000 juta Rupiah

Total Biaya yang dikeluarkan = 1,781.93 Milyar Rupiah

VII.2. Permasalahan

Kendala yang menghambat kelancaran kerja antara lain :

· Tenaga kerja lokal dengan tingkat pendidikan yang kurang memadai, dan belum ada pengalaman dalam kegiatan eksplorasi batubara.

BAB VII

KESIMPULAN

Setelah dilakukan evaluasi data hasil eksplorasi PT. Komunitas Bangun Bersama luas areal 1903 Ha diperoleh 30 singkapan batubara dengan ketebalan 1 – 4 meter yang mewakili 6 seam batubara.

Hasil analisa kualitas adalah sebagai berikut :

No

Sample/

Tebal

Seam

Panjang

Penyebaran

(m)

IM

(%)

TM

(%)

AC

(%)

VM

(%)

FC

(%)

TS

(%)

CV

(cal/gr)

HGI

1.

B-01/ > 3 m

B

4000

15.3

44.3

2.17

41.19

41.61

0.27

5375

37

2.

B-02/ >1,2 m

A

5200

16.05

41.2

3.31

40.77

39.87

1.89

5248

42

3.

B-03/ > 4 m

F

4000

14.74

-

7.98

39

38.32

0.28

5025

-

4.

B-04/ >2 m

G

4000

11.02

-

2.92

37.7

48.36

0.24

5056

37

5.

KB-03/> 1,2 m

A

6500

15.5

41.4

3.6

43.7

37.2

0.23

5094

6.

KB-05/ >1,2 m

A

6500

15.2

48.1

2.0

43.9

38.9

1.44

5170

7.

KB-08>1,3 m

C

4200

15.9

48.6

1.6

43.2

39.3

1.51

5256

8.

KB-11/> 1,3 m

C

4200

17.5

46.7

4.2

42.3

36.0

0.31

4997

9.

KB-12/ > 1,2 m

E

1850

14.8

41.8

4.8

42.0

38.4

0.28

5164

10.

KB-15/>1,2 m

E

1850

15.4

36.8

1.5

41.9

41.2

0.17

5402

11.

KB-16 />1,3 m

D

1150

14.8

43

3.6

43.2

38.4

0.26

5241

12.

KB-17/>1.3 m

D

1150

17.4

41

11.3

37.5

33.8

0.26

4478

49

13.

KB-19/>1,3 m

B

3000

13.9

45.2

1.4

46.0

38.7

0.20

5422

37

14.

KB-30/>2 m

G

1400

18.2

46.9

1.6

42.7

37.5

0.94

5144

48

Dari tabel perhitungan cadangan, daerah penyelidikan memiliki cadangan terukur sebesar 8.794.500 ton

(Perhitungan cadangan terlampir)

DAFTAR PUSTAKA

Allen GP Coadou, “Sedimentary cyclus of Kutai Basin, 1984.

Budiraharja, Dr. Ir.,” Falsafah Perencanaan Tambang ’’, Bandung, 2000.

Budisulistiyo, DR.Ir.Msc., ” Perhitungan Cadangan ”, Bandung,2000.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jendral Pertambangan Umum, ” Suplemen Himpunan Peraturan Perundang – Undangan di Bidang Pertambangan Umum ”, Jakarta, 2000.

Direktorat Jendral Pertambangan Umum Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan Bidang Teknik Pertambangan, ” Diklat Integrated Open Pit Coal Mining Design ”, Bandung, 2000.

Gupta, “ Stuctural analysis in Kutai Basin, 1988

Mulyono Hadiprayitno, Ir. Msc., ” Analisa Ekonomi ”, Bandung, 2000.

Partanto, Ir., “ Menyusun laporan “, Departemen Tambang ITB Bandung, 1975.

Peele. R., L., “ Mining Engineering Handbook ”, vol. third edition, John Willey & Sons, Inc, New York, 1956.

Pfleider, Eugene P., “Surface Mining “, A. I. M. E. Series, first edition, N. Y, 1968.

Popov, G, J., “ The Working of the Minerals Deposits ”, diterjemahkan oleh V Shiffer, MIR Publhiser, Moscow, 1971.

Rose and Hartono, “Tectonic Evolution of Kutai Basin, 1978

Samuel and Muchsin, “Stratigrafi of Kutai Basin, 1975

Soedarmo, Bsc., Hadiyan, Ir., “ Petunjuk Praktek Bahan Galian ”, Depdikbud, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1981.

Schlumberger, “Trangresion in Kutai Basin”, 1986.

Supriatna dkk, “Geologi Lembar Samarinda”, 1995

Suyono, Bsc., Masrubi, Bsc., “ Teori Perpetaan ”, Depdikbud Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1993.

FOTO-FOTO LAPANGAN

DALAM TAHAP EKSPLORASI BATUBARA

DI WILAYAH PT. KOMUNITAS BANGUN BERSAMA

Foto 1. Kondisi Morfologi daerah penelitian dan singkapan

batubara 4 m pada seam F berada pada alur sungai

Foto 2. Salah satu Singkapan batubara pada daerah

penyelidikan, tebal 2 m pada seam G

Foto 3. Singkapan batubara dengan tebal 4 m pada seam F, tampak palu sedimen sebagai pembanding.

Foto 4. Pencarian singkapan batubara melalui traverse sungai dan alur

sungai, tampak alur sungai yang dibawahnya hamparan batubara di lokasi penyelidikan.



Foto 5. Singkapan batubara dengan tebal > 0.8 m, bottom belum kelihatan tampak GPS sebagai pembanding.

Foto 6. Singkapan batubara dengan tebal > 1.3 m, bottom belum kelihatan tampak kompas sebagai pembanding.

Foto 7. Singkapan batubara dengan tebal > 1.2 m, bottom belum kelihatan tampak kompas sebagai pembanding.

Foto 8. Singkapan batubara seam A dengan tebal > 1.3 m, bottom belum

kelihatan, tampak geologist sebagai pembanding.

Foto 9. Singkapan batubara dengan tebal > 0.7 m, bottom belum

kelihatan tampak palu sebagai pembanding.

Foto 10. Singkapan batubara dengan tebal > 2.4 m, bottom belum

kelihatan tampak geologist sebagai pembanding.

Foto 11. Singkapan batubara kalori 5400 dengan tebal > 1.9 m, bottom

belum kelihatan tampak helper sebagai pembanding.

Foto 12. Singkapan batubara dengan tebal > 1.3 m, bottom belum

kelihatan tampak geologist sebagai pembanding.

Foto 13. Singkapan batubara di sumur, bottom belum kelihatan, tampak batubara sebagai landasan helper.



Foto 14. Kenampakan morfologi di lapangan berupa perbukitan

bergelombang menengah.

Foto 15. Kenampakan morfologi di lapangan berupa perbukitan

bergelombang menengah dan lemah

Foto 16. Kenampakan morfologi di lapangan berupa perbukitan

bergelombang menengah dan dataran

Foto 17. Singkapan batubara di alur air, bottom belum kelihatan, tampak batubara dan geologist beserta helper sebagai pembanding batubara.

Foto 18. Kegiatan Pemboran di Lokasi Penyelidikan

Foto 19. Kegiatan Pemetaan Topografi di Lokasi Penyelidikan

Foto 20. Hasil coring pemboran di daerah prospek



6 komentar:

Nasi Kabuli mengatakan...

Mas Budi terima kasih infonya maklum saya sedang merintis explorasi BB di Kalteng. Bagaimana KP nya sdh ber-produksi ? atau bisa share yg lainnya. Thanks a lot. Kalau ada di FB nanti saya contact.

T.Irmansyah
sorry untuk google saya pakai account istri kalau mau response bisa via geosapta@yahoo.com

Anonim mengatakan...

mas..
kok nggak ada gambarx..
boleh minta file aslinya nggak buat contoh laporan saya
kirim ke email saya hero_shen2
2yahoo.co.id atau heryadi.rahman@gmail.com
trimakasih mas..

ExOS mengatakan...

pak budi
info bagus banget pak,, tpi kok gambarx ngak ada, kalau bisa saya minta tolong kirimkan filenya ke alamat mitradhana@yahoo.com, terima kasih telah membantu

Unknown mengatakan...

alamat email perusahaan lebih bagus dicantumkan di blog biar informasi lebih lengkap terutama di kantor bagian BATUAH LOA JANAN ILIR KM 24 terima kasih...

gungun mengatakan...

Hi.. Pak Budi,

Boleh minta report KBB dengan photo ke alamat email saya? gun4gun83@gmail.com

Thanks a lot.

Unknown mengatakan...

Bagus. kami butuh sangat butuh kualitas batubara seperti ini.