Senin, 19 November 2007

EXPLORATION REPORT FOR COAL AT ANGGANA KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN EKSPLORASI

BAHAN GALIAN BATUBARA DI WILAYAH

CV. SURYA HARAPAN BARU

ANGGANA

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

CV. SURYA HARAPAN BARU

TENGGARONG

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kegiatan Eksplorasi CV. Surya Harapan Baru sebagai pemberdayaan masyarakat daerah Kutai Kartanegara dalam mengelolah sendiri hasil alam, sepatutnya didukung, dibantu, dibina dan dilindungi, oleh karena itu CV. Surya Harapan Baru sebagai badan usaha pribumi yang mempunyai Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi yang bernomor 540/113/KP-Er/DPE-IV/IX/2006 tertanggal 13 September 2006, seluas 100 Ha memberanikan diri ikut berkiprah dalam usaha penambangan batubara. Salah satu tahapan dalam memperoleh izin penambangan batubara adalah mengadakan eksplorasi, sehingga dapat diketahui potensi bahan galian batubara di wilayah penyelidikan.

Upaya peningkatan kegiatan usaha pertambangan ini dilakukan dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi dalam skala yang lebih rinci, sehingga dapat diketahui potensi bahan galian batubara lebih detail.

CV. Surya Harapan Baru dalam tahap eksplorasi ini telah melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah kuasa pertambangan yang berlokasi di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur.

I.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan eksplorasi bahan galian batubara untuk rencana penambangan CV. Surya Harapan Baru dimaksudkan untuk memetakan seluruh daerah penyelidikan sehingga diperoleh data - data mengenai jenis, sifat, kualitas dan jumlah cadangan ekonomis dari bahan galian batubara, selain itu untuk menentukan cara penambangan dan pengolahan batubara yang tepat.

Tujuan dilakukannya kegiatan eksplorasi ini adalah untuk mengevaluasi keadaan batubara di wilayah tersebut sehingga dapat diketahui penyebaran, kualitas, cadangan serta keadaan umum daerah. Atas dasar data tersebut maka kita bisa melokalisir daerah-daerah yang prospek dan menganalisa kelayakan tambang daerah penyelidikan untuk dapat ditindaklanjuti ke tahapan berikutnya.

I.3. Lokasi dan Luas Daerah Penyelidikan

Daerah penyelidikan Izin Usaha Pertambangan (IUP ) termasuk dalam wilayah Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur. Penyelidikan bahan galian batubara dilakukan di atas lahan seluas 100 Ha.

Kesampaian daerah berjarak sekitar 72 km dari Tenggarong Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara ke arah Ibukota Kecamatan Anggana. Untuk mencapai lokasi tersebut dari Kota Tenggarong dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 ( empat ) atau kendaraan bermotor roda 2 ( dua ) selama lebih kurang 2 jam. Sarana perhubungan jalan berupa jalan aspal dan jalan desa perkerasan.

Secara geografis koordinat lokasi penyelidikan sebelah utara dibatasi oleh meridian 00o 20’ 40.35” LS, sebelah selatan oleh meridian 00o 28’ 11.62” LS sebelah timur oleh meridian 117o 20’ 05.39” BT dan sebelah barat oleh meridian 117o 27’ 41.62” BT lihat Tabel I.1, rincian lengkap batas koordinat daerah izin usaha pertambangan KP CV. Surya Harapan Baru tertera dalam table I.1.

Table I.1

Koordinat Batas KP. Eksplorasi CV. Surya Harapan Baru.

No

KOORDINAT

BT

LS

o

o

1.

117

20

40.35

00

28

11.62

2.

117

20

40.35

00

27

41.62

3.

117

20

05.39

00

27

41.62

4.

117

20

05.39

00

28

11.62





Gambar I.1 Peta Kesampaian Daerah.


I.4. Keadaan Lingkungan

Uraian tentang kondisi umum daerah penyelidikan meliputi morfologi, kondisi sosial ekonomi, iklim dan curah hujan, flora dan fauna, serta tata guna lahan, adalah seperti berikut ini :

I.4.1. Morfologi

Morfologi daerah penyelidikan merupakan daerah perbukitan bergelombang lemah sampai perbukitan bergelombang sedang. Perbedaan tinggi antara lembah dan puncak bukit mencapai 75 m dengan kemiringan relatif agak curam (15° - 25° ). Stadia sungai di daerah penyelidikan masih berstadia muda menjelang dewasa. Tingkat pelapukan batuan di daerah penyelidikan cukup intensif, dengan ketebalan soil 0,5 – 1,5 m.

I.4.2. Penduduk dan Sosial Ekonomi

Pemukiman penduduk sekitar 6 km di selatan lokasi pertambangan, termasuk Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Jumlah penduduk adalah sekitar 2.265 jiwa dimana laki-laki 1.323 jiwa sedangkan perempuan 942 jiwa, dengan kepadatan penduduk 7,33 jiwa / km2.

Mata pencaharian umumnya sebagai peladang, pekebun, petani, karyawan, pengusaha kayu dan sebagian kecil pegawai negeri. Sarana pendidikan terdiri dari 1 buah SD, adapun sarana pendidikan yang lebih tinggi yaitu SLTP dan SLTA berada di Ibukota kecamatan Anggana yang berjarak sekitar 6 km. Masyarakat Kutai Lama 90% beragama Islam dengan sarana peribadatan masjid 1 buah dan langgar 3 buah. Sarana kesehatan berupa puskesmas 1 buah dengan tenaga medis 1 orang dokter dan 4 orang bidan.

I.4.3. Iklim dan Curah Hujan

Seperti halnya wilayah lain di sekitar Kecamatan Anggana terutama disekitar daerah penyelidikan mempunyai iklim tropis. Curah hujan antara 1500 - 2000 mm pertahun. Musim penghujan dimulai bulan Oktober – April. Suhu udara rata - rata antara 25° - 27° C.

Table I.2. Data Curah Hujan Tahun 1997 - 2006

Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Apr

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

1997

319.8

412.8

179.4

147.2

105.5

75.7

46.6

8.0

4.0

56.5

135.5

187.6

1998

15.3

2.5

0.0

10.5

76.2

363.1

191.8

182.2

122.3

241.2

213.8

338.0

1999

222.1

392.2

218.5

180.7

170.5

121.1

129.8

203.7

226.3

317.6

255.8

264.2

2000

188.8

308.3

265.9

138.5

249.4

279.6

118.2

101.0

209.1

175.3

381.4

168.7

2001

156.4

307.3

235.7

157.6

187.1

109.7

98.4

26.4

167.7

134.1

220.8

112.1

2002

156.9

128.2

284.4

190.0

130.0

180.6

76.4

32.7

73.5

140.1

101.7

181.8

2003

253.3

157.9

417.3

135.7

244.9

79.8

44.5

95.6

273.8

220.9

203.7

217.9

2004

180.9

208.0

197.9

162.8

198.6

202.9

99.9

104.6

141.4

168.6

203.6

212.7

2005

152.1

159.0

237.3

122.5

319.7

113.3

18.2

47.9

28.2

80.0

289.9

193.1

2006

88.9

187.5

165.7

124.5

228.5

232.4

89.2

105.8

92.0

122.4

126.5

147.5

Jumlah

1734.5

2263.7

2202.1

1370.0

1910.4

1758.4

913.0

907.9

1338.3

1656.7

2132.0

2023.6

Rata-rata

173.5

226.4

220.2

137.0

191.0

175.8

97.3

90.8

133.8

165.7

213.2

202.4

Sumber : Stasiun Badan Metrologi dan geofisika Bandara Temindung Samarinda ( 2007)

.

I.4.4. Flora dan Fauna

Lahan daerah penyelidikan merupakan daerah hutan sekunder berupa alang – alang dan semak belukar dll.

Fauna yang ada dibedakan menjadi 2 ( dua ) macam yaitu :

- Fauna liar : Babi hutan, kera, ular, ayam hutan, tupai, burung dll.

- Fauna piaraan : Kambing, sapi, kerbau, anjing, kucing, ayam, dll.

I.4.5. Tata Guna Lahan

Melihat Lahan CV. Surya Harapan Baru bahwa keseluruhan lahan seluas 100 Ha adalah semak belukar, ladang, tegalan dan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) Propinsi tahun 2000 daerah penyelidikan termasuk dalam kawasan Pertambangan.

I.5. Waktu

Table I.3. Jadwal waktu Penyelidikan

CV. Surya Harapan Baru

Mai 07

Juni 07

Juli 07

Agustus 07

Rincian Kerja

07

15

31

05

10

20

28

02

09

18

25

31

03

09

17

27

1. Studi Pustaka

2. Persiapan Lapangan

3. Penyelidikan Lapangan

4. Analisa Laboratorium

5. Pemetaan Topografi

6. Pemboran

7. Analisa Data Terpadu

8.Pembuatan Laporan

I.6. Metode dan Peralatan

Untuk metode Eksplorasi penyelidikan dilakukan melalui pemetaan permukaan ( surface mapping ) yaitu dengan mengamati ciri - ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan lapisan, ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden ( OB ). Survey dilakukan dengan menyusuri aliran - aliran sungai, dan jalan untuk mencari singkapan - singkapan batubara ( outcrop ).

Pemetaan permukaan bertujuan mendapatkan gambaran umum batubara meliputi, jenis batubara, sebaran batubara, ketebalan, dan struktur geologi. Dari data survey tersebut diharapkan dapat mendukung rencana penentuan titik pemboran, serta sebagai data pendukung pada tahap penyelidikan umum sampai eksploitasi.

Peralatan yang dipergunakan ada 3 bagian, yaitu dalam kegiatan pemetaan geologi, pemboran, dan pemetaan topografi, diantaranya dapat dilihat pada table 1.4 – 1.7.

Table I.4. Peralatan Pemetaan Geologi CV. Surya Harapan Baru.

No

Nama Peralatan

Jenis

Jumlah

Keterangan

1

Kompas Geologi

Brunton

3 Unit

2

Klino Meter & Azimut

Suunto

1 Unit

3

Palu Geologi

Sedimen

3 Unit

4

G P S

Garmin 60 CW

3 Unit

5

Loupe

20 x & 10 x

3 Unit

6

Meteran

10 m

3 Unit

7

Kamera

Digital

2 Unit

8

Kantong Sample

Plastik

2 pak

Plastik Wrap

9

Kakulator

Casio – 3600 Fx

2 Unit

10

Alat Gali

Linggis,cankul

6 Unit

11

Pita Survey

Warna

3 Rol

12

Alat Tulis dan Buku Lapangan

3 set

13

Tas Lanpangan

3 set

Table I.5. Peralatan Pemboran.

No

Nama Peralatan

Jenis

Jumlah

Keterangan

1

Power Rig

1 Unit

2

Pipa Rod

50 Unit

3

Pompa Alkon

2 Unit

4

Selang

800 m

5

Core Barrel

2 Set

6

Mata Bor

Widya

3 Unit

7

Kunci-kunci

2 Set

8

Peralatan Las

1 Set

Table I.6. Peralatan Untuk Kegiatan Pemetaan Topografi.

No

Nama Peralatan

Jenis

Jumlah

Keterangan

1

Theodolite

T-2

2 Unit

2

Waterpass

Unit

3

G P S

3 Unit

4

Meteran

50 m

5

Alat Tulis

2 Set

6

Peralatan Gambar

Set

Table I.7. Peralatan Studio dan Sarana penunjang lain untuk kegiatan Eksplorasi CV. Surya Harapan Baru.

No

Nama Peralatan

Jenis

Jumlah

Keterangan

1

Komputer

1

2

Printer

2 Unit

3

Genset

1 Unit

4

Mobil

1 Unit

5

Motor

1 Unit

6

Base Camp

1

7

Alat Tulis

6 set

I.7. Pelaksana

Personil pelaksana eksplorasi batubara CV. Surya Harapan Baru di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara ini terdiri:


Table I.8. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja.

No

Nama Peralatan

Tenaga Kerja

Jumlah

Indonesia

Asing

1

Koordinator Operasional

1 Orang

-

1 Orang

2

Senior Geologis

3 Orang

-

3 Orang

3

Helper

6 Orang

-

6 Orang

4

Drafman

1 Orang

-

1 Orang

5

Surveyor

3 Orang

-

3 Orang

6

Master Bor

2 Orang

-

2 Orang

7

Sopir

1 Orang

-

1 Orang

8

Pembantu Umum

10 Orang

-

10 Orang

Jumlah

27 Orang

-

27 Orang

BAB II

GEOLOGI

II.1. Geologi Umum

Geologi regional di sekitar daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Kutai, yang secara tektonik terpisah dari Cekungan Tarakan oleh Punggungan Mangkalihaat di bagian Utara, di bagian Barat dibatasi Tinggian Kuching berumur Pra -Tersier; yang merupakan inti benua Pulau Kalimantan. Cekungan ini di bagian Selatan terpisah dari Cekungan Barito oleh Punggungan Patermoster. Di bagian Timur cekungan terbuka sampai Selat Makasar. Cekungan Kutai ditafsirkan gerak pemisahan Kalimantan dan Sulawesi pada akhir Kapur - Paleogen Awal (Samuel dan Muchsin, 1975).

Menurut Rose R dan Hartono P ( 1978 ), Cekungan Kutai terjadi karena pemekaran berarah Barat daya – Timur laut. Terbukanya Selat Makasar pada kala Eosen menyebabkan Cekungan Kutai ideal sebagai pengendapan sedimen. Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu:

1. Cekungan Kutai bagian Barat, merupakan daerah rendah, sebagian besar tertutup rawa, danau dan aluvial, menandakan daerah masih bergerak turun.

2. Antiklinorium Samarinda merupakan antiklin sempit, memanjang berarah Timurlaut Utara – Baratdaya Selatan. Kemungkinan karena adanya shale diapire dan juga karena pergerakan sesar mendatar di basement.

3. Cekungan Kutai bagian Timur.

Pola struktur Cekungan Kutai, berupa antiklinorium dimana cekungan berarah Utara Timurlaut - Selatan Baratdaya dan secara keseluruhan berubah relatif Timur – Barat pada tepi bagian Utara Cekungan Kutai.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan pola struktur di atas dihubungkan dengan pengangkatan Tinggian Kuching di bagian Barat. Gupta ( 1988 ) menyebutkan bahwa pola tersebut dikendalikan oleh tektonik kompresi regional yang berarah Timur – Barat.

Sedimen - sedimen Tersier yang terendapkan di Cekungan Kutai bagian Timur sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda - beda, namun demikian keseluruhan lapisan sedimen memperlihatkan siklus transgresi – regresi seperti halnya banyak cekungan lain di Indonesia bagian Barat ( Schlumberger, 1986 ).

Urutan regresif Cekungan Kutai dari lapisan - lapisan klastik deltaik hingga paralik mengandung banyak lapisan batubara dan lignit, sehingga merupakan kompleks delta yang terdiri dari siklus endapan delta. Tiap siklus dimulai dengan endapan paparan delta ( delta plain ) yang terdiri dari endapan rawa ( swamp ), endapan alur sungai ( channel ), gosong sungai ( point bar ), tanggul tanggul sungai ( natural levee ) dan creavase splay. Di tempat yang lebih dalam diendapkan sedimen delta front dan prodelta.

Selanjutnya terjadi transgresi, paparan delta kembali di atas endapan delta front dan prodelta. Siklus - siklus endapan delta ini terlihat jelas di Cekungan Kutai dari Eosen - Tersier Muda, progradasi dari arah Barat - Timur, yang ditandai oleh pengendapan formasi Pulau Balang, formasi Bebulu, formasi Balikpapan, formasi Kampung Baru dan endapan delta Mahakam yang berumur Kuarter.



0 250 KM

LEGENDA

DISPHOSHIONAL AREA

NON DISPOSHIONAL AREA

Gambar II.1. Fisiografi Regional Pembagian Cekungan Pulau

Kalimantan ( Nuay dkk 1985 )


II.2. Stratigrafi Regional.

Stratigrafi regional yang menyusun litologi didaeah penelitian adalah Formasi Kampung Baru dan Formasi Balikpapan yang merupakan perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batulanau, serpih, batugamping dan batubara. Formasi Balikpapan ini terdiri dari beberapa siklus endapan delta.

Pada satuan batupasir berkembang sekuen menghalus ke atas, mulai batupasir konglomerat, batupasir berubah menjadi batulempung. Batupasir pada bagian bawah sekuen ini umumnya konglomerat beralas erosional. Konglomerat alas menghalus ke atas dengan struktur sedimen masif. Batupasir kuarsa pada satuan ini berwarna putih kecoklatan, berbutir kasar – sedang, lepas, porositas sangat baik, butiran terdiri dari dari feldspar, rijang, litik, kuarsa dan karbon yang lebih dari 45%.

Batulempung di atasnya secara umum lanauan dengan batas tegas, berwarna putih bercak-bercak merah, juga dijumpai adanya nodul oksidasi besi fosil halus akar dan material karbon. Pada batulempung ini terdapat sisipan batupasir halus dengan batas tegas, seringkali teroksidasi pada permukaannya.

II.3. Geologi Daerah Penyelidikan.

Penyusunan stratigrafi daerah penyelidikan ini berdasarkan atas ciri – ciri litologi batuan yang tersingkap kemudian dikompilasikan dengan peta geologi regional lembar Samarinda. Dari pengamatan dilapangan dapat diketahui bahwa daerah penyelidikan termasuk dalam formasi kampung baru dan formasi Balikpapan, hal ini dikarenakan adanya perbedaan ciri fisik litologi. Didaerah penelitian yaitu didaerah Desa Kutai Lama yang mempunyai formasi Balikpapan dicirikan oleh perulangan batupasir kuarsa, batu lempung dan batubara.

Batupasir yang tampak adalah batupasir kuarsa yang berwarna putih susu, jika lapuk kuning keabu-abuan, struktur sedimen perlapisan pararel dan silang siur dengan tebal lapisan berkisar antara 0,8 – 3,5 m.

Pada batupasir ini mempunyai ukuran butir pasir sedang – pasir halus dengan komposisi mineral terdiri dari kuarsa, feldspar dan chert. Batupasir kuarsa umumnya tersementasi lemah dan bersifat lepas – lepas. Sisipan batulanau mempunyai warna abu – abu cerah, struktur sedimen berupa perlapisan pararel, terdapat material pengotor berupa pasir dengan komposisi mineral lempung dan kuarsa. Batulempung berwarna abu-abu gelap, berstruktur sedimen berlapis dan pararel serta laminasi, sortasi baik sebagian mengandung serpih serpih karbon. Serpih batubara berwarna coklat sampai kehitaman, agak lunak dan sebagian keras, agak kompak dan menyerpih.


Peta Geologi Regional


II.4. Struktur Geologi Regional.

Struktur geologi regional daerah penyelidikan yang terkena tektonik menyebabkan bidang perlapisan batuan didaerah penyelidikan mengalami gangguan dari semula relatif horizontal menjadi miring landai sampai agak tegak. Sebagian besar mempunyai arah kemiringan relatif ke tenggara. Dilihat secara regional didaerah penyelidikan diinterpretasikan merupakan suatu struktur monoklin karena kemiringan batuan yang relatif sama, Lihat gambar II. 2



Gambar II.2. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian


II.5. Penyelidikan terdahulu

Penyelidikan geologi terdahulu di daerah Anggana dan sekitarnya dilakukan oleh Samuel dan Muchsin ( 1975 ), Rose R dan Hartono (1978), Allen GP Coadou (1984), Schlumberger (1986), dan Supriatna,dkk (1995)

Samuel dan Muchsin ( 1975 ), membahas tentang urutan stratigrafi sedimen tersier dengan fasies pengendapannya di Cekungan Kutai. Rose R dan Hartono ( 1978 ), menguraikan tentang evolusi tektonik Cekungan Kutai. Bukit Baiduri Enterprise ( 1978 ), meneliti tentang kandungan batubara meliputi penyebaran, kualitas maupun jumlah cadangannya. Allen GP Coadou ( 1984 ) menjelaskan tentang siklus pengendapan Cekungan Kutai.

Schlumberger ( 1986 ), menguraikan tentang siklus transgresi dan regresi endapan delta, endapan rawa, endapan sungai di Cekungan Kutai. Gupta ( 1988 ), menggambarkan pola struktur dan analisa tektonik Cekungan Kutai.

Supriatna, dkk ( 1995 ), menjelaskan hubungan antar formasi, siklus dan cekungan pengendapan dari Cekungan Kutai.

BAB III

KEGIATAN PENYELIDIKAN

III.1. Persiapan Pra Lapangan

Rangkaian kegiatan dimulai dari tahap persiapan lapangan yang meliputi pengumpulan data berupa penyediaan peta dasar, peta topografi dan peta geologi regional yang telah tersedia untuk kegiatan lapangan dengan skala 1 : 50.000 dengan perbesaran skala 1 : 4000, penyediaan peralatan lapangan berupa kompas geologi, GPS Garmin 12 CX, palu geologi, kamera, pita ukur, roll meter, handie talkie, topi lapangan, sepatu safety, tas lapangan, kantong plastik sampel batubara dan kebutuhan alat tulis serta evaluasi data - data sekunder.

III.2. Penyelidikan Lapangan

III.2.1. Waktu

Kegiatan eksplorasi di laksanakan mulai pada awal bulan Mai 2007 sampai dengan Akhir Agustus 2007 yang kemudian di lanjutkan secara bersama-sama pengolahan data , analisa laboratorium dan penulisan laporan.

III.2.2. Survey Geologi

Pada tahapan survey geologi ini bertujuan mendapatkan gambaran umum batubara meliputi jenis, penyebaran, ketebalan, kualitas megaskopis, dan struktur geologi yang kemungkinan dapat mempengaruhi pola penyebaran seam batubara. Dari data survey tersebut dapat dijadikan acuan untuk menentukan titik pemboran dan sumur uji / parit uji, serta sebagai data pendukung korelasi dengan kegiatan survey yang lainnya. Pemetaan geologi dilakukan dengan menggunakan alat GPS untuk akurasi pengeplotan lokasi pada peta skala 1 : 4000.

Metode penyelidikan dilakukan melalui pemetaan permukaan (surface mapping) dan penyelidikan bawah permukaan atau pemboran. Pemetaan permukaan dilakukan dengan mengamati ciri - ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan lapisan, ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup / overburden (OB).

III.2.3. Pemetaan Topografi

Pemetaan topografi dilakukan di seluruh wilayah Kuasa Pertambangan CV. Surya Harapan Baru, luas daerah yang dipetakan sekitar 100 Ha. Pemetaan topografi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum bentuk roman muka bumi ( relief ) secara vertikal terutama pada jalur penyebaran batubara, sehingga dapat menjadi peta dasar dalam tahap eksplorasi dan eksploitasi lebih lanjut, dan selain itu semua keadaan di lapangan dapat diplotkan kedalam peta skala 1 : 4000.

Pemetaan topografi ini kami lakukan dengan menggunakan alat Theodolite, dengan metode poligon tertutup dengan jarak spasi 10 m. Untuk data singkapan dan titik bor semuanya kami ikat pada titik-titik ikat yang ada di sepanjang lintasan pengukuran topografi terdekat. Adapun toleransi kesalahan pengukuran jarak, azimuth dan ketinggian yang diperbolehkan pada pengukuran topografi di daerah penyelidikan sekitar 5% , dan semua data yang kami dapat kami rekam dan kami olah dengan sistem computer.

III.2.4. Pemboran

Kegiatan pemboran bertujuan untuk mengetahui ketebalan, kedalaman dan memastikan jumlah seam batubara yang ada. Kedalaman pemboran bervariasi antara 10.65 – 40.65 m tergantung keadaan dengan mempertimbangkan pola penyebaran singkapan batubaranya, selain itu juga dari hasil pemboran nantinya dapat diketahui jumlah cadangan secara lebih detail.

Pemboran diarahkan di daerah sekitar singkapan untuk mengetahui ketebalan, penyebaran lateral batubara, dan ketebalan tanah penutup (overburden). Metode pegeboran dengan “ Touch Coring “, dimana dengan metode ini akan melakukan pengambilan sample. Apabila ditemukan tanda- tanda adanya batubara, maka akan dilakukan pengambilan sample yang disebut ” Coring “. Hasil pemboran yang berupa “ Coring “ kemudian dijadikan sebagai sample untuk analisa kualitas batubara. Data pemboran yang berupa kolom litologi digunakan sebagai bahan korelasi di antara titik - titik pemboran dan singkapan batubara. Jenis alat bor yang dipergunakan adalah Power Rig, terdiri dari 2 ( dua ) unit pompa air kapasitas 3 m3 / menit dan selang air sepanjang 800 m. Jarak antar lubang bor 25 - 100 m dengan kedalaman 10.65 – 40.65 m. Rincian data bor dapat dilihat pada table 3.1.

III.2.5. Pengambilan Contoh Batubara ( Sample )

Proses pengambilan contoh batubara dilakukan pada singkapan batubara dan dari hasil pengeboran. Metode pengambilan contoh batubara pada singkapan yaitu dengan “ Channel Sampling “ dilakukan pada salah satu bagian singkapan yang memotong seluruh ketebalan lapisan batubara. Sedangkan pada hasil pemboran kami mengambil salah satu coring dalam satu lubang bor yang kemudian contoh tersebut kami bungkus dengan almunium foil, yaitu plastic khusus sample. Dan semua hasil segera kami bawa ke laboratorium untuk segera di analisa.

III.3. Analisa Kualitas Contoh

Analisa kualitas contoh dimaksudkan untuk mengetahui kandungan, sifat - sifat fisik dan kimia batubara yang meliputi : kandungan abu, Karbon ( C ), Belerang ( S ), kandungan air, nilai kalori dan HGI.

Pengambilan contoh dilakukan pada hasil pemboran inti. Analisa contoh kualitas batubara dilakukan dengan metode proximate di Laboratorium PT. Surveyor CCI berdasarkan standar ASTM.


Table. 3.1

Hasil Kegiatan Bor di Lokasi Daerah Penyelidikan


III.4. Pengolahan Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemetaan geologi, tahap selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data yang meliputi seluruh aspek - aspek geologi yang ada, mulai dari hasil lapangan sampai dengan hasil dari studi pustaka, selain itu dilakukan penyusunan laporan dan rekontruksi geologi daerah penyelidikan dari data lapangan, seperti data survey geologi, data bor, pemetaan topografi dan hasil dari laboratorium sehingga model geologi daerah penyelidikan dapat diketahui.

III.4.1. Pengolahan Data Geologi

Dari seluruh data yang diperoleh di lapangan kemudian di plotkan pada peta skala 1 : 4000 secara keseluruhan dan membuat pola sebaran batubara menggunakan hukum “ V rules ” dan kontur struktur. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan cadangan dengan metode cross section profilling pada Sofwer Autocad untuk mengetahui nilai tonase batubara dan volume overburden, sehingga diperoleh stripping ratio dari setiap section yang berspasi rata-rata 50 m.

Cadangan batubara pada areal CV. Surya Harapan Baru dihitung berdasarkan metode Cross Section Profilling, yaitu dengan rumus sebagai berikut :

L1,2,.. = P x T

VB = (L1 + L2) x S x Bj

2

Keterangan :

VB : Tonase batubara ( ton )

L1 : Luas section ke- 1 ( m2 )

T : Tebal batubara rata – rata ( m )

Bj : Berat jenis batubara ( 1,3 )

P : Panjang Batubara dari penampang (m)

S : Jarak antar section yang dihitung (m)

sedangkan volume OB dihitung dengan rumus :

OB = ( L1 + L2 )/2 x J

Keterangan :

OB : Overburden ( Bcm )

L1 : Luas section pertama ( m2 )

L2 : Luas section kedua ( m2 )

J : Jarak antar section ( m )


BAB IV

HASIL PENYELIDIKAN

IV.1. Geologi Daerah Penyelidikan

Hasil penyelidikan dan pendetailan pencarian singkapan yang dilakukan didaerah penyelidikan, ditemukan 3 singkapan batubara. Secara umum arah (strike) menunjukkan pola timur laut – barat daya dengan kemiringan berkisar antara 10 - 14 derajat dengan tebal 1.53 meter s/d 4.15 meter. Hasil penyelidikan dan pencarian singkapan dapat dilihat pada lampiran 2.

Dari data hasil penyelidikan singkapan batubara dan dikorelasikan dengan hasil interpretasi kedudukan singkapan batubara serta posisi singkapan di lapangan, maka didaerah penyelidikan diperoleh 2 seam. lihat pada lampiran lepas Peta Topografi dan Cropline Batubara.

Secara umum dapat ditemukan dimana didaerah penyelidikan masuk dalam Formasi Kampung Baru ( Tpkb ) dan Formasi Balikpapan ( Tmbp ) di mana formasi balikpapan ini berumur Miosen Tengah bagian atas yang terdiri dari perselingan batupasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan lanau, batuserpih dan batubara.

IV.1.1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Stratigrafi atau susunan batuan dalam arah vertical, dapat diketahui dari suatu penarikan kolerasi dari singkapan batuan, juga penampang terukur sepanjang lintasan kompas yang terpilih, juga dari hasil pemboran.

Di Daerah penyelidikan masuk dalam formasi kampung baru dan formasi balikpapan. Formasi Balikpapan ( Tmbp ) dengan perselingan batupasir kuarsa dan batulempung yang disisipi oleh batubara dari tebal 1.53 m sampai dengan 4.15 m.

IV.1.2. Struktur Daerah Penyelidikan

Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan adalah monoklin.

Pada daerah penyelidikan tidak dijumpai struktur geologi mayor yang mempengaruhi tatanan geologi daerah penyelidikan, kedudukan lapisan N 190 - 230 E /100 - 140, dengan struktur monoklin dan dip kearah tenggara.

Struktur geologi diluar daerah penyelidikan yang terkena tektonik menyebabkan bidang perlapisan batuan didaerah penyelidikan mengalami gangguan, dari semula relatif horizontal menjadi miring landai sampai agak tegak. Sebagian besar mempunyai arah kemiringan relatif sama yaitu ke tenggara.

IV.2. Keadaan Endapan Batubara di Daerah Penyelidikan

Selama melakukan kegiatan eksplorasi, di daerah penyelidikan banyak kami jumpai singkapan batubara. Adapun jumlah singkapan batubara yang kami temukan sebanyak 3 singkapan dengan ketebalan berkisar 1.53 m – 4.15 m. Table singkapan batubara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Adapun kenampakan fisik pada batubara, di daerah penyelidikan mempunyai sifat dan karateristik hampir sama serta dapat dibedakan dari posisi stratigrafi, ketebalan, jenis dan letaknya. Ini semua dikarenakan singkapan yang ditemukan di daerah penyelidikan hanya terdapat pada Formasi Balikpapan, jadi kondisi ini yang membuat batubara di daerah penelitian relatif hampir sama berwarna hitam mengkilap, sub concoidal dan masuk dalam Sub-bituminus golongan B.

IV.2.1. Penyebaran Lapisan Batubara di Daerah Penyelidikan

Di Daerah penyelidikan, lapisan batubara tersebut tersingkap pada alur, sungai dan tebing. Pola dan arah penyebaran berarah timur laut – barat daya.

Dari hasil interprestasi korelasi data bor dan evaluasi data singkapan batubara yang kami jumpai dan kami rekonstruksi kedalam peta, daerah penyelidikan, diketahui sebaran lapisan batubara membentuk pola arah jurus dengan arah relatif timur laut – barat daya, dapat dilihat pada peta geologi.

IV.3. Cadangan Batubara di Daerah Penyelidikan

IV.3.1. Kuantitas Batubara di Daerah Penyelidikan

Dari seluruh data yang diperoleh di lapangan kemudian di plotkan pada peta skala 1 : 4000 secara keseluruhan dan membuat pola sebaran batubara menggunakan hukum “ V rules ” dan kontur struktur. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan cadangan dengan metode cross section profilling pada Sofwer Autocad, yang pertama untuk mengetahui luas setiap seam batubara dan interburden yang kemudian dihitung nilai tonase batubara dan volume overburden yang terukur untuk setiap section dan kumulatifnya sehingga diperoleh stripping ratio dari setiap section yang berspasi rata-rata 50 m dan striping ratio untuk rata – rata.

Cadangan batubara pada areal CV. Surya Harapan Baru, dihitung berdasarkan metode Cross Section Profilling, yaitu :

L1,2,.. = P x T

VB = (L1 + L2) x S x Bj

2

Keterangan :

VB : Tonase batubara ( ton )

L1 : Luas section ke- 1 ( m2 )

L2 : Luas section ke- 2 ( m2 )

T : Tebal batubara rata – rata ( m )

Bj : Berat jenis batubara ( 1,3 )

P : Panjang Batubara dari penampang (m)

S : Jarak antar section yang dihitung (m)


Sedangkan volume OB dihitung dengan rumus :

OB = ( L1 + L2 )/2 x J

Keterangan :

OB : Overburden ( Bcm )

L1 : Luas section pertama ( m2 )

L2 : Luas section kedua ( m2 )

L : Jarak antar section/Penmpang


L1

L2










L

Gambar IV.1. Penampang perhitungan cadangan dan tanah penutup


Cara perhitungan dengan mengetahui luas dari setiap section, yang kemudian tiap luas penampang dihitung dengan rumus yang ada diatas dan hasil perhitungan sesuai rumus menghasilkan Overburden dalam satuan Bcm, sedang batubara dalam satuan tonase, dari penampang diatas maka bila di ilustrasikan posisi Overburden yang dihitung dan yang di section, dalam perhitungan luas, kami sesuaikan dengan program software yang saat ini di gunakan oleh perusahaan tambang, demi keakuratan data.

IV.3.2. Hasil Analisa Kualitas

Dari 3 Singkapan batubara yang ditemukan dan 10 titik pengeboran, dengan total kedalaman 265.50 m, diambil 3 contoh (sample) batubara dan dianalisa kualitasnya di Laboratorium Surveyor - CCI, contoh ini diambil dalam keadaan segar (fresh sample) untuk mencegah oksidasi dan pengotoran karena lapuk dan memiliki ketebalan 4.15 dan 1.53 meter yang mewakili. Untuk pengambilan contoh ini dilakukan pada lokasi singkapan batubara.

Dari hasil analisa contoh batubara diperoleh nilai kalori 5477 - 5625 kcal/kg (adb), batubara di daerah penyelidikan dapat dikategorikan dalam Sub Bituminous Coal B, di samping itu hasil analisa menunjukkan nilai sulfur yang relatif rendah yaitu 0,31 – 1,44 %.

Hasil analisa kualitas secara terperinci adalah sebagai berikut :


Tabel IV.1. Hasil Analisa Batubara

SAMPLE CODE

SHB 01

SHB 03

SHB 04

MASS AS RECEIVED (Kg)

PARAMETER

Total Moisture % ar

17,0

15,4

17,9

Moisture % adb

Ash Content % adb

3,7

2,1

0,8

Volatile Matter % adb

40,3

40,5

40,4

Fixed Carbon % adb

39,0

42,0

40,0

Total Sulphur % adb

1,44

0,42

0,31

Gross Calorific Value Kcal/kg adb

5,477

5,635

5,632

IV.4. Cadangan

Berdasarkan perhitungan cadangan batubara dengan metode cross section profiling, diperoleh jumlah cadangan batubara terukur sebesar 775,619.85 ton dengan Stripping Ratio 4.25. (Tabel Perhitungan Cadangan Batubara Terlampir).

Rangkuman hasil perhitungan cadangan adalah sebagai berikut :

Tabel IV.2.

TOTAL CADANGAN BATUBARA

CV. SURYA HARAPAN BARU

Jumlah

Jumlah

Stripping

Seam

Overburden

Batubara

Ratio

(BCM)

(MT)

B

513,103.82

55,248.74

9.29

A

2,782,959.93

720,371.11

3.86

TOTAL

3,296,083.75

775,619.85

4.25

BAB V

KESIMPULAN

V.1. KESIMPULAN

Wilayah Kuasa Pertambangan ( KP ) eksplorasi atas nama CV. Surya Harapan Baru, secara administrasi termasuk Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.

A. Kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan yaitu :

- Pemetaan topografi

- Penyelidikan geologi dan pemetaan geologi seluas 100 Ha

- Pemboran open hole dan inti sebanyak 10 titik, total kedalaman 265.50 m.

- Pengambilan contoh sebanyak 2 buah

- Perhitungan cadangan dengan spasi cross section rata-rata per 50 m

B. Secara umum bahwa daerah penyelidikan dapat disimpulkan satuan geomorfologi yaitu :

a) Satuan Geomorfologi Perbukitan

C. Dari hasil eksplorasi dapat di kemukakan bahwa daerah penyelidikan tersebut masuk dalam Formasi Kampung Baru dan Formasi Balikpapan dimana sesuai hasil dari stratigrafi dan hasil penelitian bahwa Formasi ini adalah pembawa batubara.

D. Dari hasil singkapan dilapangan, evaluasi dan rekonstruksi di peta bahwa struktur yang ada pada daerah penyelidikan adalah monoklin karena dari hasil lapangan di temukan kedudukan batuan yang relatif sama.

E. Hasil analisa contoh batubara diperoleh nilai kalori batubara antara 5477 - 5625 cal/g (adb), batubara di daerah penyelidikan dapat dikategorikan dalam Sub Bituminous Coal B, di samping itu hasil analisa menunjukkan nilai sulfur yang relatif rendah yaitu 0,31 – 1,44 %.

F. Hasil perhitungan cadangan daerah penyelidikan ini memiliki cadangan dengan stripping ratio menggunakan metode penampang dengan memperhatikan kemiringan final slope. Hasil perhitungan cadangan adalah sebagai berikut :

Tabel V.1.

TOTAL CADANGAN BATUBARA

CV. SURYA HARAPAN BARU

Measured

Mineable

Jumlah

Jumlah

Stripping

Jumlah

Stripping

Seam

Overburden

Batubara

Ratio

Batubara

Ratio

(BCM)

(MT)

(MT)

B

513,123.82

55,248.74

9.29

49,723.87

10.32

A

2,782,959.93

720,371.11

3.86

648,334.00

4.29

TOTAL

3,296,083.75

775,619.85

4.25

698,057.86

4.72

V.2. SARAN

Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh CV. Surya Harapan Baru dengan lahan seluas 100 Ha dan jarak Hauling terjauh sekitar 7.5 Km, juga melihat hasil perhitungan cadangan, maka lahan ini bisa dikatakan Prospek sehingga dapat dilanjutkan untuk pembuatan Study kelayakan dan dapat di kembangkan lebih lanjut ke tahapan Eksploitasi.



4 komentar:

Unknown mengatakan...

mlem pak...
perkenalkan, saya aftri nurdiyansyah mahasiswa teknik pertambangan universitas sriwijaya...
kebetulan tugas akhir saya berhubungan dengan makalah bapak.saya menghitung cadangan batubara metode cross section tapi manual smw ampe ke nilai BESR nya.
pengen nanya,kalo ngitung cadangan batubara metode cross section kan hasil cadangan kita dlm mineable reserve.apakah perlu kita hitung sampe recoverable reserve dari hasil mineable tersebut??
mhon dibales pak...
wass.

Unknown mengatakan...

Ya, tinggal dikurangi 10% saja untuk recoverable reservenya. kalau bisa dibuat kontur SR sebagai acuan PIT LIMIT. mudah kok batubara tidak spt nikel dan biji yg lain

M Wibowo mengatakan...

Gambar-gambar petanya bisa ditampilkan nggak ya?

Unknown mengatakan...

Pak budi..lampiran dua nya ndak ada ya..yg memuat koordinat data outcroup bs kah ditampilkan pak..tks